Sabtu, 26 April 2014

Ayah untuk Negri Negriku, di depan mata akan segera datang ayahmu Bak mentari dan paginya yang cerah Ayah baru akan menyayangimu, Tanpa mengharapkan pengembalian darimu, Tanpa merampas uang tabunganmu lagi. Ayah, kami akan memilihmu esok hari Ayah, jangan lagi biarkan kami lapar dan mengais disiang hari, apa lagi meminta.... Ayah, jangan tegakan kami memeluk dingin di emperan jika malam menjelang Ayah, buatkan dinding-dindang kokoh, dengan kolong kasur, bukan lagi kolong jembatan Ayah, didik kami dengan nada yang ramah, bukan lagi bentakan kasar dan tembakan Ayah, Negri ini rumah kami dan engkau ayah kami Ayah, hapuskan air mata kemiskinan kami dan peluk kami kedalam dada kepemimpinanmu Ayah, kami anak negri yang mengharapkanmu Yang mengenalkan kami pada ketauhidan Jika kami bisa patuh pada Tuhan, Maka kami akan tahu menghormati dan menyeganimu Ayah, sayangi kami dan rumah ini...

 Tulungagung, 08 April 2014 anak negri yang rindu akan kedamaian negri sendir

Kamis, 13 Maret 2014

Di tepi Jalan



Di Tepi Jalan...

Di tepi jalan yang kecil meminta,
Berharap si raja memberi sedikit kasih
Di sana berdebu, yang miskin meminta
Berharap si kaya mau meraihnya
Di bawah kolong itu, yang lemah meminta,
Berharap saudara menengok nasibnya
Di tepian jalan, mereka menangis, merintih menjerit...
Hidup merapuh, meminta dan menerima,

Yang kaya berpesta...
Hidup bercanda ria...
Seolah ia tak punya saudara...
Yang kaya tertawa foya...
Tiada kasih dan tiada pduli..
saudara yang di sana masih menanti
sesuap perhatian yang suci...

itulah hidup...
semakin membudaya
tiada kasih bagi mereka yang lemah...



                                                                Tulungagung, 14 Maret 2014


Rabu, 12 Maret 2014

Tempat dan Waktu aterbaik Kita



TEMPAT DAN WAKTU TERBAIK KITA

Dimana kita saat ini berada adalah tempat dan waktu terbaik kita!
Dimana kita berpijak besok, maka itu adalat tempat terbaik bagi kita.
Begitu pula besok lusa, besok lusa, besok lusanya lagi, dan seterusnya..., saat itu dan di situlah tempat terbaik kita! Maka demikian halnya dengan kemarin, dimana saja kita berada kemarin, sebenarnya di situ adalah tempat terbaik kita! Hanya tinggal bagaimana kita mau melakukan yang terbaik di tempat kita berada.
Cobalah mengingat-ingat, dimana saja kemarin kita berada, lalu cobalah meraba ada hal apa yang sebenarnya bisa kita lakukan namun kemarin kita lewatkan... ehm... pasti ada!!!
Seharusnya, kemarin dapat pergi ke perpustakaan dan mengerjakan tugas, tapi??? Itu  tidak terlaksanakan...
Seharusnya kemarin ada banyak waktu untuk membaca Al-Qur’an, tapi??? Ada saja alasan untuk tidak membacanya....
Memang itu hal-hal yang mungkin kecil dan sepele, tapi jangan salah! Hal itu, hari itu, kesempatan itu adalah kumpulan hal-hal yang akan membawa diri kita pada yang terbaik, tempat yang tebaik.
Sebagai contoh, banyak putra-putri kyai yang dibesarkan, dididik, dan dikenalkan dengan dunia pesantren yang kental dengan syarat religius, merasa bahwa ia hanya berada dalam tempurung, berada dalam sangkar yang tak memiliki kebebasan mengekspresikan diri. Dia bukan semakin berusaha memahami lingkungannya, dunianya, dan tempatnya berada untuk kemudian merenungkan hal terbaik apa yang bisa dia lakukan di tempat terbaiknya itu, namun dia malah sibuk memikirkan sisi-sisi yang menurutnya itu hanyalah bentuk keotoriteran dunianya, pesantren. Maka yang tejadi, dia akan menyibukkan diri untuk keluar dari dunia yang sudah menjadi tempatnya sejak lahir, bahkan tidak sedikit yang berbalik dan menjadi benci dengan tempatnya sendiri tersebut.
Namun di sisi lain, tidak sedikit anak-anak dari kaum biasa, bukan berdarah dari pesantren memimpikan kehidupan yang tidak pernah sepi dari santri, dari ngaji , dari hiruk pikuk kegiatan religi. Mereka bertanya, kenapa aku tidak dilahirkan di lingkungan pesantren yang selalu mulia, yang dipandang terhormat? Kenapa orang tuaku bukan seorang abah dan umi? Kenapa aku tidak ditaqdirkan hidup bla bla bla bla bla..... dst.
Dia merasa tempatnya hidup saat ini tidak ada yang menarik. Dia merasa tempatnya menyambung hidup, tempatnya menghirup udara sejuk saat ini bukan tempat yang dia inginkan. Padahal, banyak hal luar biasa yang telah Allah kirimkan di sekitar dia sebagai hal yang akan mengantarkannya pada derajat, pada diri, dan pada tempat yeng terbaik.
Sekali lagi, semua tergantung bagaimana diri kita mau melakukan hal terbaik yang mampu kita lakukan di tempat kita berdiri sekarang.  Untuk membuktikan bahwa tempat kita saat ini adalah tempat yang terbaik itu, hanya bisa dibuktikan oleh oleh diri kita sendiri.
Jadi, dua hal yang menurut saya penting untuk membuat diri kita merasa telah berada pada tempat yang terbaik adalah syukur dan usaha kita melakukan yang terbaik di tempat itu!!!
Selalu merasa kurang adalah sifat kita sebagai manusia. Maka rasa syukur adalah sikap untuk melawannya. Tanpa mampu mensyukuri yang ada, maka kita hanya akan menyalahkan keadaan dan menginginkan yang lain.
Maka, hal terakhir yang saya katakan dalam tulisan ini adalah jika kita telah melakukan yang terbaik di tempat ini, maka bukan tidak mungkin kita akan mampu menciptakan dunia yang kita inginkan. Pantaskanlah dirimu dan buatlah dirimu pantas untuk berada pada dunia yang kamu inginkan!!! Selamat berusaha dan terimakasih...
لا بدّ علينا ان يعتقد "هذ المكان الأحسن!!!"
13 Maret 2014

Selasa, 11 Maret 2014

Bocah Sebrang Jalan



Bocah Sebrang Jalan

hei bocah....
siapa namau??? mana rumahmu??? ngapain kau selalu disani???
lusa kau disini, kemarin,,, dan sekarang masih disini???
apa yang kau cari bocah,,,,

hei bocah...
hari ini kau juga disini???
tengoklah...
senja sudah semakin menua...
matahari sudah enggan menemanimu jalan-jalan...
pegang...
tubuhmu sudah penuh embun...
luluh dengan lelah...

hei bocah...
pulanlah...
perempatan ini bukan rumahmu...
orang-orang itu bukan orang tuamu atau saudaramu...

bocah... pulanglah...
aku tak tega melihatmu...
aku tak bisa menghidupimu...
bocah... sampai kapan kau buat aku menangis melihatmu...???

kembalilah...
 jangan lagi meminta-minta...
apalagi pada mereka...
mereka hanya dermawan padanya sendiri...

hei bocah...sudah...
jangan terus di sebrang jalan ini...
hariku tak akan terus ada aku..
sudah...
negri ini surgamu...
bukan tempatmu meminta-minta...



kamis/ 01 Januari 2014


Senin, 17 Februari 2014

Guyonan Gus Dur






Seorang bule berjalan-jalan di Jakarta. Karena merasa tersesat, dia kemudian bertanya kepada seorang penjual gorengan. "Apa betul ini Jalan Sudirman?" "Ho oh," jawabnya.
Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab, "Betul."

Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar."

Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu ia bertanya kepada tukang gorengan dijawab "Ho oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata "benar."

Gus Dur diam sejenak, lalu menjawab, "Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau bertanya kepada tamatan perguruan tinggi maka jawabannya benar."

Bule itu puas dengan jawaban Gus Dur, mengangguk dan akhirnya bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?". Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho..oh!" (@nam)

Tentang Cinta

17 Februari 2014 pukul 8:59
Tentang Cinta

Bertahta cinta di singgasananya
Tanpa peduli pada siapa…
Tanpa bertanya untuk siapa…
Ia menjelma bak sang raja,
Yang siap menguasai siapa saja….

Ribuan kata tak cukup indah mengibaratkannya
Ribuan kata tak cukup megah menggambarkannya
Ribuan kata tak akan cukup manis untuk mengejanya,
Menafsirkan tentang apa itu cinta…

Cinta,
Biar  ku rangkai menjadi sebuah syair
Biar ku coba menjadikannya sebagai lagu manis
Biar ku coba menciptanya sebagai sebuah puisi
Yang ku tau, semua tetap tak cukup bermakna untuk mengubahnya


Cinta,
Begitu indah…
Memesona…
Penuh kesejukan..
Manis dirasa…
Itulah yang ku sebut dengan cinta suci…

Maka, jangan kau coba memberinya noda,
Biar pun setitik aku tak akan rela…

Memang terlalu ia memanja
Tapi cinta bukan untuk bermanja
Cinta bukan sekedar apa itu senang dan bahagia
Kalau mencintai memang banyak cara,
Maka, tak menuruti apa saja yang ia minta
adalah caraku mencintainya…..

Penjara Suci,
17 Feb ‘14



Sabtu, 08 Februari 2014

Muasykar Lughah



Muaskar Lughah Warga PBA
Muaskar Lughah adalah salah satu kegiatan tahunan yang digelar oleh HMPS-PBA (Himpunan Mahasiswa Program Studi-Pendidikan Bahasa Arab) IAIN Tululngagung setiap libur tengah semester. Kegiatan ini diadakan selama kurang lebih empat hari tiga malam, ditempat yang berbeda setiap tahunnya. Hal ini bertujuan untuk melatih siswa mengenal lingkungan masyarakat yang berbeda-beda dan mengeratkan ukhuwah Islamiyah warga PBA dengan suasana yang berbeda serta menyenangkan, tidak hanya dalam lingkup kampus yang sudah setiap hari dapat ditemukan.
 Tujuan dari kegiatan ini disamping sebagai pengisi waktu libur panjang, kegiatan ini dapat mempersatukan seluruh warga PBA dari semua jenjang semester, bahkan mempertemukan kembali dan memperkenalkan mahasiswa PBA dengan kakak-kakak alumni PBA yang telah lulus. selain sebagai pengerat ukhuwah,


aktifitas dalam agenda Muaskar Lughah ini penuh dengan pembelajaran dan pelatihan bahasa (khususnya Bahasa Arab) untuk seluruh peserta. Pembelajaran bahasa dalam kegiatan ini dikemas dengan sekreatif mungkin dan semenyenangkan mungkin, sehingga peserta tidak jenuh dalam mempelajari bahasa Arab itu sendiri.


Muaskar Lughah yang diadakan oleh HMPS-PBA, khususnya mahasiswa semester tiga sebagai panitia inti pada tanggal 27-30 Desember 2013 kemarin mengusung tema “اللغة العربية كاللغة الموحدة” (Bahasa Arab sebagai Bahasa Persatuan), tema ini diwujudkan kedalam kegiatan yang ada di dalamnya yaitu Cerdas Cermat Bahasa Arab, Drama Bahasa Arab, Debat Bahasa Arab, Ghina’ Bahasa Arab, Khitobah Bahasa Arab, Tadabbur Alam, dan sebagainya. Seluruh kegiatan dalam Muaskar Lugah ini adalah kumpulan dari ide-ide kreatif mahasiswa PBA, khususnya panitia inti Muaskar Lughah tahun ini.
Semua kegiatan tersebut dilombakan dengan berkelompok, sehingga antar mahasiswa PBA akan terlatih untuk saling bekerjasama, menjaga kekompakan, dan belajar hidup sosialis. Namun demikian, tidak sebatas dalam kegiatan Muaskar Lughah itu saja makna dari tema ini ditekankan. Pada kesempatan Tadabbur Alam, peserta Muaskar Lughah yang terdiri dari semester satu diberikan kesempatan untuk bertemu, mengenal, dan berbincang dengan kakak-kakak semester lima keatas. Pada kesempatan ini, kakak-kakak menekankan pada seluruh peserta untuk tetap menjaga kekompakan, menjaga kebersamaan, menjaga persatuan antar warga PBA baik dalam kegiatan ini, dalam kampus, atau dimanapun bertemu.
“Mungkin pada hari pertama pelaksanaan kegiatan ini akan muncul asumsi-asumsi yang terkesan membosankan mengikuti kegiatan ini, namun pada akhirnya, pada hari-hari berikutnya pasti sangat terasa indahya kebersamaan selama kegiatan tersebut dan rasanya tidak ingin kebersamaan yang menyenangkan itu cepat berakhir walaupun lelah sudah pasti sangat dirasakan oleh seluruh peserta maupun panitia”, pengakuan salah seorang mahasiswa PBA yang pernah mengikuti Muaskar Lughah.
Agenda Muaskar Lughah HMPS-PBA ini mungkin bisa menjadi salah contoh kegiatan yang harus dipertahankan dan dikembangkan dalam rangka ikut berpartisipasi meningkatkan kualitas mahasiswa di IAIN Tulungagung. Selain itu, pengenalan kegiatan Muaskar Lughah kepada seluruh pembaca ini semoga dapat memberikan sedikit kontribusi untuk teman-teman yang ingin mengadakan agenda untuk jurusannya masing-masing yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas kampus IAIN Tulungagung kita tercinta.