MAKALAH
PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Perencanaan Sistem
Pembelajaran
Bahasa Arab”
Dosen Pembimbing:
Rikhlatul Ilmiah M. Pd. I
Disusun Oleh:
1.
FATUR ROZIQIN (
3212113006)
2.
INTAN PURNAMASARI (3212113020)
3.
ITA
NURMAWADAH (
3212113022)
Jurusan / Prodi :
Tarbiyah / PBA –VA
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidik
dan peserta didik adalah agen perubahan menuju masa depan yang lebih baik dan
penunjuk arah generasi anak bangsa. Oleh karenanya, pendidikan harus terlaksana
sebaik mungkin. Semua tindakan mereka harus terencana dan terukur dengan baik.
Informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab sebagai pendidik juga
pengetahuan umum harus dapat diserap secara maksimal oleh peserta didik.
Inti
dari proses pendidikan adalah pembelajaran, dan inilah yang menjadi aktifitas
rutin sehari-hari bagi pendidik maupun peserta didik. Agar program transformasi
ilmu dapat terlaksana secara terarah dan terencana, maka pendidik harus tahu
kurikulum yang dicanangkan oleh pemerintah. Informasi dari kurikulum itulah
yang kemudian digunakan sebagai bahan menyusun silabus dan rencana
pembelajaran.
Sebagaimana
yang dijelaskan di atas bahwa terlaksananya proses pembelajaran secara terarah
dan terencana adalah hal yang penting bagi pendidik ataupun peserta didik. Oleh
karena itu, penulis menyusun makalah yang berjudul “Prinsip-Prinsip Perencanaan
Pembelajaran” ini, disamping untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran Bahasa Arab juga untuk menyampaikan sedikit informasi tentang
perencanaan pembelajaran bagi pembaca, khususnya mereka yang giat di dalam ilmu
pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran bahasa Arab?
2.
Apa
saja perspektif konsep perencanaan sistem pembelajaran?
3.
Apa
saja tujuan perencanaan sistem?
4.
Apa
saja dimensi perencanaan sistem pembelajaran?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk
mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran bahasa Arab
2.
Untuk
mengetahui perspektif konsep perencanaan sistem pembelajaran
3.
Untuk
mengetahui tujuan perencanaan sistem
4.
Untuk
mengetahui dimensi perencanaan sistem pembelajaran
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Perencanaan Pembelajaran bahasa Arab
Perencanaan pembelajaran terdiri
dari dua kata, yaitu kata perencanaan dan kata pembelajaran.
Perencanaan berasal dari kata rencana
yaitu pengambilan keputusan tentang apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian proses perencanaan
harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis
kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang
yang harus dilakukan untuk mencapau tujuan tersebut.
Menurut Ely (1979), perencanaan
adalah suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil
yang diharapkan.[1]
Sedangkan pembelajaran adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalam
memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber
dari dalam diri siswa maupun potensi yang ada di luar diri siswa sebagai upaya
untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa
perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir
secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni
perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai
upaya pencapaian tujuan dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar
yang ada. Berdasarkan keterangan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
perencanaan pembelajaran bahasa Arab adalah proses pengambilan keputusan hasil
berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran bahasa Arab
sebagai upaya pencapaian tujuan. dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber
belajar. Sebagai suatu proses kerja sama, maka guru dan siswa secara
bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dengan demikian, kesadaran dan
keterpahaman guru dan siswa akan tujuan yang harus dicapai merupakan syarat
mutlak yang tidak bisa ditawar.[2]
2.
Berbagai Perspektif
Konsep Perencanaan Sistem Pembelajaran
Konsep perencanaan pembelajaran
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
a.
Perencanaan
pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong
penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan
teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
b.
Perencanaan
pembelajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari
sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakan pembelajaran.
Pengembangan sistem pembelajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya
diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan itu.
c.
Perencanaan
pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang
senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi
pembelajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
d.
Perencanaan pembelajaran
sebagai sains (sciene) adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari
pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan akan situasi dan
fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas ataupun yang lebih sempit
dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
e.
Perencanaan
pembelajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pembelajaran secara
sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan
pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini
dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi
terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas pengajaran.
f.
Perencanaan
pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pembelajaran dikembangkan
dengan memberikan hubungan pembelajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses
yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan
telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.[3]
3.
Tujuan perencanaan sistem
Suatu
perencanaan pastilah memiliki tujuan karena sebuah rencana disusun untuk
mengusahakan bagaimana tujuan yang diinginkan dapat tercapai semaksimal
mungkin.
Perencanaan sistem pengajaran
memberikan panduan bagi pendidik untuk melaksanakan tugas dalam melayani
kebutuhan belajar peserta didik. Perencanaan tersebut sebagai langkah awal
sebelum proses pembelajaran berlangsung. Dalam pembelajaran bahasa seluruh
peserta didik disesuaikan dengan tingkatannya. Dari hal tersebut, diharapkan
peserta didik dapat memahami dan mengaplikasikan seluruh maharah dengan
semua kompleksitas tingkat kesulitannya. Tujuan dari perencnaan sistem
pengajaran bahasa adalah sebagai berikut:
1.
Perencanaan
tersebut sebagai petunjuk arah kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan.
2.
Perencanaan
digunakan sebagai pola dasar dalam mengatur setiap unsur dalam
pembelajarandalam setiap maharah, seperti metode, tahapan pembelajaran
serta strategi.
3.
Perencanaan
merupakan pedoman kerja bagi setiap unsur pembelajaran.
4.
Perencanaan
memuat alat ukur efektif sehingga pembelajaran dapat terevaluasi selama
prosesnya berlangsung.
5.
Perencanaan
dapat digunakan untuk menyususn data dan informasi keberlangsungan pembelajaran
sehingga terjdi kesinambungan antara perencanaan yang disusun dengan proses
pembelajaran yang berlangsung.
Dari
tujuan tersebut perencanaan sistem pembelajaran dapat terhindarkan dari
duplikasi pemberian materi sehingga pemnyajian materi relevan dengan komptensi
yang ingin dicapai. Konsistensi kompetensi dapat terukur dengan efektif melalui
penyajian yang berlangsung dalam siklus perencanaan pembelajaran yang
sistematis tersebut. Konsistensi tersebut dapat jga dilihat dari evaluasi atau
laporan hasil nelajar berdasarkan kompetensi yang disajikan dengan kompetensi
yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.[4]
Tujuan
perencanaan sistem pembelajaran dari referensi yang lain adalah sebagai
berikut:
a. Tercapainya tujuan pembelajaran.[5]
b. Mempersiapkan proses pembelajaran agar dapat berlangsung secara
terarah dan teratur sehingga hasil belajar lebih maksimal.
c. Guru dapat mendesain pembelajaran sesuai dengan jenjang dan kebutuhan.
d. Siswa dapat menerima materi pembelajaran sesuai dengan jenjang
pendidikan yang ia tempuh.
e. Guru dapat memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan
dicapai.[6]
4.
Dimensi Perencanaan Sistem Pembelajaran
Menurut
Harjanto (1997:5) memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensif yang
menalar dan efesien, yakni:
a.
Signifikan
Signifikan dapat
diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi artinya, adalah bahwa
perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna dalam proses pembelajaran agar proses tersebut dapat berjalan efektif dan
efisien.
Oleh sebab itu, hendaknya guru berpedoman pada perencanaan yang
telah disusun ketika proses pembelajaran.
b.
Relevansi
Relevan artinya
sesuai. Nilai relevansi dalam perencanaan adalah perencanaan yang kita susun
memiliki nilai kesesuaian baik dengan kurikulum yang berlaku atau pun dengan
kebutuhan siswa. Semua itu diperlukan karena perencanaan pembelajaran pada
hakikatnya disusun untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
siswa.
c.
Adaptabilitas
Perencanaan yang disusun hendaknya bersifat lentur dan tidak kaku.
Sebaiknya perencanaan pembelajarn disusun untuk dapat diimplementasikan dalam
berbagai keadaan dan berbagai kondisi. Dengan demikian, perencanaan itu dapat
digunakan oleh setiap orang yang akan menggunakannya.
d.
Kesederhanaan
Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana, artinya harus
mudah diterjemahkan dan diimplementasikan. Perencanaan yang sulit diterjemahkan
dan diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk gurudalam
pengelolaan pembelajaran.
e.
Prediktif
Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang
kuat, artinya perencanaan dapat menggambarkan “apa yang akan terjadi
seandainya......”. daya ramal ini sangat penting untuk mengantisipasi berbagai
kemungkinan yang akan terjadi, dengan demikian akan mudah bagi guru untuk
mengantisipasinya.[7]
f.
Feasibilitas
Maksudnya
perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan realitas baik yang berkaitan
dengan baiya maupun pengimplementasiannya.[8]
g.
Kepastian
Konsep kepastian
minimum diharapkan dapat mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga. Nilai
kepastian itu bermakna bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang berfungsi
sebagai pedoman dalam proses penyelenggaraan pembelajaran, tidak lagi memuat
alternatif-alternatif yang bisa dipilih, akan tetapi berisi langkah-langkah
pasti yang dapat dilakukan secara sistematis. Dengan kepastian itulah, kita
akan terhindar dari persoalan-persoalan yang mungkin muncul secara tidak
terduga.
h.
Ketelitian
Prinsip utama yang
harus diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk yang sederhana,
serta perlu diperhatikan secara teliti kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara
berbagai komponen.
i.
Waktu
Kaitannya yaitu selain keterlibatan perencanaan dalam mempredeksi
masa depan, juga validitasi dan reliabilitas analisis yang dipakai serta kapan
untuk menilai kebutuhan kependidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa
mendatang.
j.
Monitoring
(pemantauan)
Merupakan proses
mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara
efektif.
k.
Isi
Perencanaan
Isi perencanaan merujuk pada hal-hal yang akan direncanakan.
Perencanaan pegajaran yang baik memuat:
1) Tujuan apa yang diinginkan, atau bagaimana cara mengorganisasi
aktvitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
2) Program dan layanan
3) Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi,
spesialisasi, perilaku, kompetensi maupun kepuasan mereka.
4) Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan penerimaan.
5) Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan pola
distribusi dan kaitannya dengan pengembagan psikologis.
6) Strktur organiasai, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan
manajemen dan pengawasan program dan
aktivitas kependidikan yang direncanakan.
7) Konteks sosial ataupun elemen-elemen lainnya yang perlu
diperetimbangkan dalam perencanaan pembelajaran.[9]
BAB III
KESIMPULAN
Dari
pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Perencanaan
pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu kata perencanaan dan kata pembelajaran.
Perencanaan berasal dari kata rencana
yaitu pengambilan keputusan tentang apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
2. Konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang, yaitu:
a.
Perencanaan
pembelajaran sebagai teknologi
b.
Perencanaan pembelajaran
sebagai sains (sciene)
c.
Perencanaan
pembelajaran sebagai sebuah disiplin
d.
Perencanaan
pembelajaran sebagai suatu sistem
e.
Perencanaan
pembelajaran sebagai sebuah proses
f.
Perencanaan
pembelajaran sebagai sebuah realitas
3.
Perencanaan
sistem memiliki beberapa tujuan yang inti dari tujuan tersebut mengarah kepada
guru dan juga siswa.
4. Perencanaan sistem pembelajaran memiliki dimensi-dimensi sebagai
berikut:
a. Signifikan
b. Relevansi
c. Adaptabilitas
d.
Kesederhanaan
e.
Prediktif
f. Feasibilitas
g.
Kepastian
h. Ketelitian
i.
Waktu
j.
Monitoring
(pemantauan)
k. Isi Perencanaan
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto. perencanaan
pengajaran. 2006. Jakarta: Rineka Cipta.
Majid, Abdul. Perencanaan pembelajaran. 2008. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Sanjaya, Wina, perencanaan desain dan sistem pembelajaran.
2009. Jakarta: Kencana.
[1]
Wina Sanjaya,
perencanaan desain dan sistem pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.23-24
[2]
Ibid., hlm. 26
[3]Abdul Majid, Perencanaan
pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008), hlm. 17-18
[4]
Rikhlatul Ilmiah. M. Pd. I, Diktat Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab
(STAIN Tulungagung, 2006)hlm. 10
[5]
Wina Sanjaya,
perencanaan desain..... hlm. 10
[7] Ibid., hlm.38-40
[8] Harjanto, perencanaan
pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 4
[9] Abdul Majid, Perencanaan.....hlm.
19-20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar