Kamis, 25 Juni 2015

Hidup itu Berproses

Semua manusia pastilah memiliki masa untuk berproses. Entah positif atau negatif. Yang jelas tak ada manusia yang tanpa titik hitam dalam dirinya, meski sedikit. Sesempurna apapun seseorang, tak ada manusia yang lebih suci melebihi Rasulullah SAW. Berbuat kesalahan, melakukan kekhilafan, dan mengambil keputusan yang belum tepat, adalah bagian dari proses seseorang untuk mengetahui apa yang lebih baik. Dan jika Allah saja Maha mengampuni makhluknya, lalu mengapa ‘saya’ sebagai sesama makhluk Allah juga, terlalu sulit untuk memberikan maaf? Belum tentu, yang ‘saya’ rasa melakukan kesalah itu lebih buruk dari “saya”, belum tentu juga ‘saya’ lebih suci dari mereka. Jangan merasa paling benar. Dalam segala hal, marilah kita saling bersosialis. Saling merasa memilki. Saling mengingatkan, saling menyemangatkan, saling memaafkan, saling memperhatikan, dan saling mendoakan. Karena kita perlu untuk saling berperan dalam “propses” kehidupan ini. Suatu saat, kita perlu untuk SALING menjadi “tong sampah” bagi orang lain. Saat kita harus mendengarkan seluruh keluh kesah mereka. Mendengarkan cerita-cerita mereka. Menerima air mata mereka. Memberikan dua tangan kita sekedar meminjamkan sedikit pegangan untuk mereka. Dan mendekatkan pundak kita untuk memberikan sedikit topangan bagi beban mereka. Dan karena dalam tangisan ceritanya, mereka tak selalu mengharapkan solusi, tapi mereka hanya ingin didengar. Karena di balik keluh kesahnya, mereka bukan menyalahkan takdir, mereka hanya tak mampu sendiri. Mereka Membutuhkan sahabat! Dan mengapa kita perlu melakukan itu? Karena BELUM TENTU KITA TIDAK AKAN PERNAH BERADA PADA POSISI MEREKA. Maka, mari belajar menjadi sahabat yang baik di segala suasana untuk saling berperan positif dalam berproses, karena ini juga bagian dari proses kita sendiri. By: Iel_Mumtaza

Tidak ada komentar:

Posting Komentar