Minggu, 29 Desember 2013

Makalah Media Pembelajaran Unsur-Unsur Bahasa



Media Pembelajaran Unsur Bahasa

A.       Pendahuluan
Media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran bahasa asing, termasuk untuk pembelajaran bahasa Arab. Telah banyak pembuktian keefektifan pengguanaan media dalam pembelajaran bahasa asing. Media pembelajaran merupakan salah satu penunjang positif dalam prosese pembelajaran di kelas. Pemanfaatan media pembelajaran dapat merubah kondisi  belajar dalam kelas menjadi lebih menarik. Sehingga, siswa dapat belajar dengan lebih menyenangkan dan materi dapat diserap lebih maksimal.
Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Dalam pemanfaatan media yang sangat beragam tersebut, seorang pendidik atau guru harus memperhatikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilh media apa yang dapat digunakan dalam pelajaran tersebut. Selain itu, banyak pengetahuan tentang media yang harus diperhatikan dan harus diketahui oleh seorang pendidik atau guru.
Hal itu dimaksudkan agar seorang pendidik atau guru lebih memahami manfaat dari penggunaan media, karena pada kenyataannya masih banyak guru yang beranggapan sulitnya pengguanaan media karena beberapa alasan seperti: penyediaan media membutuhkan biaya banyak, waktu yang panjang, dan tenaga yang lebih.
Oleh sebab itu, penyusun menyusun makalah yang berjudul “Media Pembelajaran Unsur-Unsur Bahasa” ini, disamping sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Media Pembelajaran Bahasa Arab, penulis juga berharap makalah ini dapat memberi sedikit tambahan pengetahuan tentang media pembelajaran kepada pembaca.

B.       Media Pembelajaran Unsur Bahasa
Dalam kajian linguistik dengan menggunakan pendekatan struktural, bahasa dipandang sebagai sesuatu yang terdiri dari komponen-komponen atau unsur-unsur yang dapat dipisahkan dan dibedakan satu komponen dari komponen yang lain. komponen tersebut meliputi bunyi bahasa, kosakata, dan tata bahasa. Dalam pendekatan struktural, membelajarkan bahasa berarti mengajarkan penguasaan terhadap komponen-komponennya.
Adapun pembelajaran komponen-komponen bahasa dapat diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran bahasa sebagaimana berikut:
1.    Media Pembelajaran Ashwat (bunyi)
Dalam pembelajaran bahasa, penguasaan terhadap bunyi menjadi sangat penting. Tujuan pembelajaran bunyi secara umum meliputi penguasaan seluruh sistem bunyi baik dalam bentuk mengenal dan memahami bunyi secara reseptif, maupun dalam bentuk melafalkan dan menggunakan bunyi bahasa secara aktif produktif.
Selain dalam bentuk konsonan dan vokal, sistem bunyi meliputi tinggi rendahnya suara (al-thul), tekanan kata dan kalimat (al-nabr), intonasi (al-tanghim), dan sebagainya.
Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan bunyi diantaranya adalah
a.    Laukhah an-Nutqi (bagan artikulasi ucap) yang terdiri dari beberapa alat ucap.
b.      Kartu bergambar. Seperti gambar jeruk (), untuk bunyi “ba”, gambar baju, untuk bunyi (..) untuk bunyi tsa’.
c.    Rekaman bunyi-bunyi hijaiyah pada kaset atau CD
d.   Rekaman bacaan Al-Qur’an untuk mengajarkan intonasi, tekanan, dan waqaf
e.    Percakapan dua orang atau lebih. [1]
2.    Media Pembelajaran Mufrodat (kosakata)
Penyampaian pesan bahasa menuntut penggunanya untuk bisa memilih kosakata yang tepat dan sesuai agar dapat mengungkapkan makna yang dikehendaki. Pemahaman yang tepat terhadap pesan yang disampaikan melalui bahasa banyak ditentukan oleh pemahaman dan penggunaan yang tepat terhadap kosakata yang digunakan dalam percakapan tersebut.
Dalam mengajarkan kosakata pada siswa, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan agar pembelajaran unsur tersebut berhasil dilakukan. Tahap-tahap mengajarkan kosakata sebagai berikut:
a.         Dengan cara menunjuk secara langsung pada benda (kosakata) yang diajarkan. Contoh, jika guru mengajarkan kosakata seputar tentang kelas, maka guru menunjuk benda yang dituju “..”. guru tidak perlu menterjemahkan kata tersebut, akan tetapi langsung menunjuk pada benda yang dimaksud, yaitu papan tulis.
b.         Dengan cara menghadirkan miniatur dari benda (kosakata) yang diajarkan. Contoh, guru ingin memberikan sebuah kosa kata sebuah rumah yang indah, nyaman, dan asri, maka guru cukup menghadirkan sebuah miniatur dari rumah.
c.         Dengan cara memberikan gambar dari kosakata yang ingin diajarkan. Contoh, apabila seorang guru ingin mengajarkan kosakata tentang sapi atau kambing, maka guru cukup menunjukkan gambar gambar dari kosakata tersebut.
d.        Dengan cara memperagakan dari kosakata yang ingin disampaikan. Contoh, seorang guru ingin menyampaikan kosakata (khususnya yang terkait dengan kata kerja) maka guru bisa melakukannya dengan cara memperagakan kosakata tersebut tampa harus menterjemahkan ke dalam bahasa ibu, seperti kosakata “” guru cukup memperagakan berjalan di depan kelas,
e.         Dengan cara memasukkan kosakata yang diajarkan dalam kalimat. Apabila guru ingin mengajarkan kosakata “..”, maka ia harus meletakkannya i dalam jumlah “....”, tidak usah diterjemahkan  ke dalam bahasa ibu.
f.          Dengan cara memberikan padanan kata “..”, contoh, ketika guru memberikan kosakata “..”, maka harus memberikan padanannya “..”.
g.         Dengan cara memberikan lawan kata “..”, contoh, guru ingin menyampaikan kosakata “..” maka ia harus memberikan lawan katanya “..”.
h.         Dengan cara memberikan definisi dari kosakata yang diberikan. Contoh, guru memberikan kosakata “..” maka ia cukup memberikan definisinya “..”.[2]
Media-media yang dapat digunakan dalam pembelajaran mufrodat adalah miniatur benda asli, gambar atau foto, atau permainan kartu.
a.         Miniatur benda asli
Miniatur adalah gambar kecil dari benda yang sebenarnya, seperti miniatur mobil, miniatur apartemen, miniatur buah-buahan, dan lain-lain. Dengan menghadirkan miniatur tersebut, guru dengan mudah tinggal mengucapkan, menunjuk, dan menjelaskan masing-masing kosakata yang hendak diajarkan.[3]
b.         Foto dan gambar
Foto dari sebuah benda aslinya yang dihasilkan dari camera, bisa digunakan untuk media pembelajaran kosakata begitu juga dengan gambar yang dibuat sendiri oleh guru, dan biasanya foto atau gambar tersebut dibuat dalam bentuk kartu (kartu mufradat). Ukuran yang digunakan adalah 16 cm x 20 cm, dan akan lebih menarik lagi apabila kartu tersebut diberi warna-warni. Mengenai ukuran guru bisa menyesuaikan dengan kebutuhan kelasnya yang terpenting adalah ketika seorang guru mendesain kartu tersebut harus ingat prinsip keseimbangan, keserasian, dan keharmonisan.[4]
c.         Kartu wamdhiyah
Kartu wamdhiyah, yaitu kartu yang terbuat dari karton atau kertas yang kuat dan ukuran biasanya 18 cm × 22 cm, guru bisa menyesuaikan ukuran tersebut.kartu tersebut kemudian ditempel yang dikehendaki. Biasanya diambilkan dari koran, majalah, atau gambar-gambar iklan dengan ketentuan bagian muka untuk gambar dan bagian belakang untuk kosakata gambar. Media yang digunakan dan dimanfaatkan oleh guru dalam membelajarkan kosakata tergantung pada tingkat keaktifan, kreatifitas dan inovasi guru bahasa.[5]
Dalam pembelajaran mufradat, guru harus menyiapkan kosakata yang tepat bagi siswa. Oleh karena itu, seorang guru harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip pemilihan mufradat sebagai berikut:
1.    Tawatur artinya memilih mufradat yang sering digunakan.
2.    Tawazzu’ artinya memilih mufradat yang banyak digunakan di negara-negara Arab.
3.    Mataahiyah memilih kata tertentu dan bermakna tertentu pula (bidang-bidang tertentu).
4.    Ulfah artinya memilih kata-kata yang terkenal serta meninggalkan kata-kata yang jarang didengar penggunaannya. Contoh, kata syamsun lebih terkenal dari pada kata dzuha’ walaupun artinya sama.
5.    Syumuul artinya memilih kata yang dapat digunakan dalam berbagai bidang. Contoh, kata baitun lebih baik dari pada manzil, karena penggunaannya lebih umum.
6.    Ahammiyah artinya memilih kata-kata yang sering dibutuhkan penggunaanya oleh siswa.
7.    ‘uruubah artinya memilih kata-kata Arab dari pada bahasa lain. Contoh, memilih kata haatif dari pada telpon.[6]
Ada beberapa petunjuk umum yang berhubungan erat dengan pembelajaran mufrodat dalam programm pembelajaran bahasa Arab sebagaimana berikut:
a.         Jumlah mufradat yang diajarkan.
Ada perbedaan pendapat tentang jumlah mufradat yang diajarkan kepada siswa pada program pembelajaran bahasa Arab untuk non Arab. Ada yang mengusulkan berjumlah antara 750 sampai dengan 1000 mufradat untuk tingkat pemula, 1000 sampai dengan 1500 mufradat untuk tingkat lanjutan dan 1500 sampai dengan 2000 mufradat untuk tingkat atas. Ada pula yang berpendapat bahwa 2000 atau 2500 mufradat pada tinggkat ibtida’i cukup bagi mereka dengan syarat mereka belajar menyusun kalimat dan terampil menggunakan kamus.
b.        Daftar mufradat.
Secara sederhana tergambar, memungkinkan pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa Asing jika siswa hafal seperangkat mufradat bahasa Arab yang sering digunakan beserta terjemahannya ke dalam bahasa yang dikenal siswa.
c.         Cara menjelaskan makna mufradat.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menjelaskan makna kosa-kata, diantaranya:
1)        Dengan menampilkan benda atau contoh yang ditunjukkan oleh makna kata.
2)        Dengan peragaan tubuh.
3)        Dengan bermain peran.
4)        Menyebutkan lawan katanya.
5)        Menyebutkan sinonimnya.
6)        Menyebutkan kelompok katanya.
7)        Menyebutkan kata dasarnya/
8)        Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.
9)        Mengulang-ulang bacaan.
10)    Mencari makna kara dalam kamus.
11)    Menerjemahkan ke dalam bahasa siswa.[7]

3.      Media Pembelajaran Qowa'id (tata bahasa)
Qowa'id merupakan salah satu komponen bahasa yang penting dan tidak terpisahkan berkaitan dengan penataan kata dalam merangkai kata-kata. Selain itu, tata bahasa juga berkaitan dengan perubahan bentuk kata dalam bahasa Arab. Tujuan pembelajaran tata bahasa secara garis besar meliputi pemahaman dan penggunaan pembentukan kata, frasa dan kalimat.[8]
Penguasaan tatabahasa bukanlah tujuan pembelajaran bahasa, melainkan sarana untuk membantu para siswa agar mampu berbicara, membaca dan menulis dengan benar. Tata bahasa dipelajari agar pengguna bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu memahamainya dengan baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk ucapan. Jadi dalam pembelajarannya, siswa tidak cukup dengan menghafal kaidah-kaidah tata bahasa, melainkan setelah itu siswa harus mampu menerapkan kaidah itu dalam membaca dan menulis teks berbahasa Arab. Dengan kata lain, penguasaan kaidah-kaidah nahwu sebagai sarana berbahasa bukanlah tujuan akhir dari pembelajaran tentang bahasa.[9]
Media pembelajaran kosakata yang dapat digunakan diantaranya:
a.    Kotak Tatabahasa
Yaitu sebuah kotak yang berbentuk kubus, biasanya berukuran 20 cm x 25 cm, dan masing-masing dari sisi kubus tersebut terdapat kosakata baik berbentuk kata kerja, kata benda, huruf atau yang lainnya.
b.      Papan Saku
Papan saku merupakan papan yang terbuat dari kayu seperti papan biasa, hanya saja papan saku ditambah dengan tempat seperti saku, dimana fungsinya untuk meletakkan kartu yang telah disiapkan oleh guru.[10]
c.       Papan Tali
Papan tali merupakan papan yang terbuat dari kayu seperti papan biasa, hanya saja papan tali ditambah dengan tali yang memanjang dari kanan ke kiri sebagai gantinya saku. Guru menyiapkan papan kayu, kemudian membentangkan tali beberapa tingkat. Guna dari tali tersebut digunakan untuk menggantungkan kartu kosakata yang digantungkan secara acak. Dan biasanya kartu yang digunakan adalah kartu kosakata (bithoqoh wamdhiyah). Setelah sebelumnya siswa di bekali beberapa kosa kata baru, siswa diminta untuk menata gantungan kartu yang acak tesebut menjadi sesuai dengan tata bahasa yang benar.
d.      Fi’il (kata kerja) atau dharaf (tempat)
Permainan bahasa, seperti “apakah anda pemerhati yang baik”. Dengan permainan ini, guru menunjukkan sebuah gambar yang besar (sebaiknya gambar yang penuh dengan kesibukan orang) dalam waktu yang secukupnya untuk dilihat secara detail, kemudian gambar ditutup atau disembunyikan dari penglihatan siswa dan guru mulai melontarkan pertanyaan pada setiap siswa di kelas, seperti: ..[11]






[1] Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang- Press, 2009), hlm. 53-55.
[2] Abdul Wahab Rosyidi, Media..., hlm.56-57.
[3] Azzura Citra,  Jenis-Jenis Media Pembelajaan, http://azzuracie.wordpress.com / (on line) diakses pada tanggal /14.10.2013/17. 07
[4] Tholab Al-'Ilmy, Makalah Pengaplikasian Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab
[5] Abdul Wahab Rosyidi, Media..., hlm. 55-60.
[6]Abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 61-62.

[7] Ibid., hlm. 62-64.
[8] Abdul Wahab Rosyidi, Media..., hlm. 60.
[9] Abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa ..., hlm. 64.
[10] El Farabiy,  Jenis-Jenis Media Pembelajaran http://faraharael.blogspot.com
[11] Abdul Wahab Rosyidi, Media..., hlm. 62.